Selasa, 30 November 2010

_Ada Mujahid di rumahku_

Bismillah

Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh...

Saudari ku yang di muliakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala
sungguh Allah Subhanahu wa ta’ala telah berfirman “dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasullah maka sesungguhnya ia mendapat kemenangan yang besar.”

Sodariku yang di muliakan oleh allah subhanahu wa ta’ala,
 di kehidupan kita tiada kebahagiaan yang sempurna selain kebahagiaan seseorang dalam dirumah tangganya dan kebahagiannya kelak dikehidupan akhirat. Begitu pula tiada penderitaan yang paling menyakitkan selain penderitaan dalam kehidupan rumah tangganya dan penderitaannya kelak di akhirat. Maka siapa saja yang merasa bahagia dalam menjalani  rumah tangganya ia pun pasti akan bahagia dalam menjalani hidup sesamanya. Begitu pula sebaliknya, jika ia menrasa kehilangan ketenangan jiwa dalam kehidupan rumah tangganya maka kehidupan bersama yg lain pun akan terasa menyusahkan dan membosankan.

Sodari ku tahukah kamu,
kebahagianan bukanlah bintang ajaib yang jatuh kepada setiap kita lantas kita akan merasakannya. dan siapa yg tdk mendapatkan bintang itu maka hidupnya akan menderita dan susah. Akan tetapi kebahagiaan terjadi diluar kemampuan manusia, terjadi luar ambang batas kesanggupan manusia. Dan itu hanya bisa diraih dgn tekad yg kuat, usaha, dan kerja keras. Kebahagiaan yg penuh arah melintang dan juga batu terjal yg  menghadang, kebahagiaan hakiki yang menjadi janji Rabbul ‘izzati. kebahagiaan yang tak jarang membuat orang mati dalam meniti hingga menjadikan sedikit sekali orang yang merindukannya. Karena indahnya dunia, indahnya dunia dan banyaknya harta telah melenyapkan  mengalahkan janji Rabbulnya.
Sodari ku yang dimuliakanoleh Allah,
satu-satunya jalan yang dapat menghantarkan kita kepada kebahagiaan dan ketenangan di dunia serta keselamatan juga keberuntungan kita diakhrat adalah ketaatan kepada Allah dan RasulNya. Ketaatan yang menuntut keikhlasan, ketaatan yang tidak menjadikan hati menjadi berat, ketaatan yang menuntut penirimaan yang tulus dari kita ketaatan yang membutuhkan harta, keluarga dan jiwa sekalipun dalam diri kita.
Oleh karena itu sodari kubyg dimuliakan oleh allah subhanahu wa ta’ala,
  sungguh indah bila tatanan rumah tangga dihiasa dengan ketaatan kepada Allah dan rasuNya, alangkah bahagianya bila suami adalah orang yang selalu mendermakan hidup, harta dan jiwanya untuk meraih kemuliaan di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.  Keningnya senantiasa tunduk karena sujud, lisan yang tak pernah lelah dari berzdikir, keringatnya tak pernah kering dan debu selalu menutupi tubuh dan pakaiannya karena kecintaannya yang berjuang di jalan Allah subhanahu wa ta’ala.
Engkau, ya enggkau dan aku tak pernah memalingkannya untuk meraih kemuliaanya disisi Rabb nya justru suami mu akan menjadikanmu dan anakmu sebagai bahtera yang menyelamatkan kehidupannya. Bukan sebagai penghalang atau penghancur kebahagiaanya. Suami mu akan selalu menanamkan sifat qonaah dan juga keperwiraan kepada keluarganya. Juga tidak pernah berkecil hati dengan segala pembriaan Rabb nya kepadanya.

Sodari ku yg dimuliakan oleh allah subhanahuwa ta’ala,
Alangkah bahagiannya bila diri mu mendermakan hidup, harta dan jiwamu untuk meraih kebahagiaan disisi allah subhanahu wa ta’ala.  Kebahagiaannya akan kamu raih dengan ketaatan mu kepada suami , selalu menjaga rahasia, harta dan kehormatan suami. Karena tahukah kamu bila surga dan neraka mu tergantung ketaatan mu kepda suami mu. Biarkan bibir merah mu yang mereka selalu tersenyum simpul dengan pemberian suami yg tercinta. Biarkan dari tangan mu lembut dan muliah tumbuh kembang sosok-sosok perwira. Malam mu selalu dihidupakan untuk berdoa, memohon dan merajuk kepada Rabbul ‘izzati demi kemuliaan diri anak dan suami mu. Kamu tdk akan pernah rela bila suami mu tergoda oleh kenikmatan dunia yang fana dan hati mu pun tidak akan pernah tenang bila suami lari dari ladang perjuangan kamu pun tidak ingin diri mu menjadi penghalang suami mu untuk meraih kemuliaannya.
Oleh karena itu sodari ku, bangga lah dgn dirimu banggalah dengan keadaan mu karena kamu adalah istri seorang mujaid. Ya, kamu istri seorang mujahid. Dan kamu bukankah seorang istri konglomerat. Kalau suami mu ingin meninggalkan jihad ini dan kerja siang malam setegah mati mungkin saja riskinya disana akan memberikan tambahan uang untuk kamu, tetapi kamu, kamu akan mendaopatkan banyak sekali kerugian dikehidupan.
Tahukah kamu wajai sodariku, seorang suami yan jauh dari jihad, jauh dari zdikir dan jauh dari islam, dia akan senang bermain diluar, berkhianat di luar dan dia tidak pernah bisa mendidik juga tidak pernah bisa membuat anak mu menjadi orang-orang yang berjiwa mulia. Sodari ku akhirnya toh kamu akan menua, keriput, melayu mengenang masa lalu yg kelam, tapi jagan lupa wahai sodari ku, jangan pernah lupa, kalau dirumah mu ada seorang mujahid.
Ohh, sungguh suatu kebanggaan tersendiri di rumah ku ada seorang mujahid, suatu kebanggaan luar biasa bagi seorang wanita mempunyai suami seorang mujahid. Boleh jadi dia seorang yg tak punya, boleh jadi dia seorang tak perkasa, namun itu semua tak mengapa. Karena dia mulia di mata Rabb nya.

Sodari ku yang di muliakan Allah subhanahuwa ta’ala,
Apalah arti keindahan karena keindahan itu di hati dan perilaku, apalah arti dari kekayaan karena kekayaan itu adalah kekayaan hati dan iman, jangan pernah kau sakiti dia siapa tahu dia sudah punya istri disurga sana sedang memarahi mu dan mengatakan biarkan lah ia biarkanlah ia jangan kau ganggu suami ku. Sodari ku jangan sampai malaikat mencerca mu karena kamu telah menyusahkan snag mujahid dimalam hari dan menggurutuinya di pagi hari. Demi Allah kehidupanmu akan susah dan perjalananmu mu akan terasa berat bila kamu menyulitkannya. Tidaklaah kamu ingin berkumpul kembali bersamanya di jannah.?
Ohh..,Sungguh suatu kebanggaan tersendiri dirumahku ada seorang mujahid.

Oleh Fachry SH

Jumat, 12 November 2010

"Sikap Muslim Dalam Menghadapi Musibah"

Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya, amiin.
Saudaraku! Ucapkanlah:
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan kamipun kepada-Nya akan kembali. Ya Allah karuniakanlah kami pahala atas ketabahan kami menerima musibah ini dan gantikanlah kami dengan yang lebih baik dibanding apa yang telah sirna karena musibah tersebut.”
Kembali negara kita dirundung musibah. Saudara-saudara kita umat Islam di negeri kita tercinta kembali mendapat cobaan. Gempa kembali menghancurkan bangunan, perumahan dan merenggut jiwa sebagian saudara kita dan melukai tubuh sebagian lainnya.
Jangan berkecil hati! Tetaplah berbaik sangka kepada Allah Ta’ala, dan tabahkanlah hatimu. Percayalah, bila anda tabah menerima musibah ini, tanpa keluh kesah, dan tetap berbaik sangka kepada suratan takdir ilahi ini, niscaya Allah memberikan jalan keluar terbaik bagi kita dan negeri kita. Bukan hanya jalan keluar yang terbaik, bahkan musibah ini berubah menjadi nikmat.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ   {155} الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ {156} أُولَـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ . البقرة 155-157
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.” Mereka itulah yang mendapatkan pujian dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs. Al Baqarah: 155-157)
Saudaraku! Ummu Salamah radhiallahu ‘anha mengisahkan: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa ditimpa musibah, selanjutnya ia berkata:
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا
“Niscaya Allah melimpahkan pahala kepadanya dalam musibah yang menimpanya itu dan menggantikannya dengan yang lebih baik dari apa yang telah sirna darinya.” Dan tatkala suamiku Abu Salamah meninggal dunia, akupun mengucapkan ucapan itu, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan ternyata Allah menggantikanku dengan yang lebih baik dari Abu Salamah, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Riwayat Al Bukhari)
Benar, setelah masa ‘iddah Ummu Salamah berlalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus utusan untuk melamar Ummu Salamah untuk dijadikan sebagai istri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allahu Akbar! Benar-benar pengganti yang lebih baik, dan bahkan tiada yang lebih baik darinya. Betapa tidak, mendapat kehormatan menjadi pendamping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam semasa hidupnya di dunia, menjadi belahan jiwanya di dunia. Dan sudah barang tentu menjadi pendamping beliau di surga, di sisi Allah Ta’ala. Benar-benar beliau Ummu Salamah radhiallahu ‘anha mendapat karunia kebahagian di dunia dan akhirat.
Apa yang dialami oleh Ummu Salamah ini hanyalah contoh nyata dari apa yang dijanjikan Allah Ta’ala kepada orang-orang yang bersabar.
Dan bila saudara bertanya: Bila demikian adanya, maka apa yang mungkin kita peroleh sebagai ganti dari apa yang menimpa kita seklarang ini; rumah rusak, harta benda hancur berantakan, kerabat luka-luka dan mungkin meninggal dunia?
Jangan kawatir saudaraku! Ganti yang lebih besar telah Allah siapkan untuk anda, bila anda benar-benar bersabar menjalani musibah ini. Anda ingin tahu apa balasan yang telah menanti anda? Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
أُمَّتِى هَذِهِ أُمَّةٌ مَرْحُومَةٌ لَيْسَ عَلَيْهَا عَذَابٌ فِى الآخِرَةِ عَذَابُهَا فِى الدُّنْيَا الْفِتَنُ وَالزَّلاَزِلُ وَالْقَتْلُ. رواه أحمد وأبو داود وصححه الحاكم ووافقه الألباني
“Ummatku ini adalah ummat yang dirahmati, mereka semua tidak akan disiksa secara menyeluruh di akhirat, siksa mereka hanyalah terjadi di dunia, berupa berbagai kekacauan, gempa bumi dan pertumpahan darah yang menimpa mereka.” (Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan dinyatakan sebagaihadits shahih oleh Al Hakim dan disetujui oleh Al Albani)
Saudaraku! Berbagai musibah yang silih berganti menimpa negeri kita, adalah sebagai tebusan atas berbagai kemaksiatan yang akhir-akhir ini merajalela di negeri kita. Pornografi, pornoaksi, riba, narkoba, tidak membayar zakat, dan memakan harta haram.
Mungkin anda akan berkata: Mengapa anda kok begitu pesimis dan berburuk sangka terhadap masyarakat dan negara anda sendiri?
Saudaraku! Ketahuilah bahwa saya tidak sedang berburuk sangka dan pesimis terhadap negeri dan masyarakat saya sendiri. Coba saudaraku sekalian membandingkan keadaan negeri kita sekitar 20 tahun silam dengan negeri kita sekarang. Jauh berbeda bukan?
Walaupun hati ini pilu, seakan hancur tersayat-sayat mengikuti berita musibah yang demikian bertubi-tubi dan silih berganti. Akan saya masih dapat menyaksikan sinar harapan yang tetap bercahaya bersama terbitnya mentari di setiap pagi hari.
Betapa tidak, walau kemaksiatan dan kemungkaran telah begitu meraja lela, akan tetapi Allah Ta’ala masih sudi menerima tebusan dari kita yang terwujud dalam bencana alam.
Andai Allah Ta’ala talah menutup pintu harapan dari negeri kita, niscaya Allah akan menunda semua musibah ini hingga di akhirat, dan hanya siksa nerakalah yang menanti kita. Mungkinkah anda mengharapkan kemungkinan ini yang menimpa negeri dan masyarakat anda?
Inilah sebagian dari hikmah yang dapat kita petik dari sikap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang senantiasa memuji Allah, walaupun ditimpa kesusahan.
Sahabat ‘Aisyah radhiallahu ‘anha mengisahkan: Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bila mendapatkan hal yang beliau sukai, beliau mengucapkan:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
“Segala puji hanya milik Allah Yang atas karunia-Nya segala kebaikan dapat terwujud.”
Dan bila mendapatkan hal yang tidak beliau sukai, beliau berkata:
الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ
“Segala puji hanya milik Allah atas segala keadaan yang menimpa.” (Riwayat Ibnu Majah, Al Hakim dan dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Al Albani)
Semoga bencana yang bertubi-tubi dan musibah yang silih berganti ini telah mengobarkan semangat dalam jiwa saudara sekalian untuk berjuang merintis perubahan. Hanya dengan perjuangan saudara-saudara sekalianlah negeri kita akan kembali makmur dan diselimuti oleh kemakmuran, kerahmatan dan kedamaian.
ذَلِكَ بِأَنَّ اللّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِّعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمْ وَأَنَّ اللّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ. الأنفال 53
“Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah suatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Pendengar lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Al Anfaal: 53)
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوُا الْمُنْكَرَ لاَ يُغَيِّرُونَهُ أَوْشَكَ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللَّهُ بِعِقَابِهِ. رواه أحمد وابن ماجة وصححه الألباني
“Sesungguhnya masyarakat bila mengetahui suatu kemungkaran lalu mereka tidak merubahnya, maka tidak lama lagi Allah akan menimpakan hukuman kepada mereka semua.” (Riwayat Ahmad, Ibnu Majah dan dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Al Albani)
Saudaraku! Kunci perubahan negeri anda ada di tangan anda, bagaimana dan kapankah anda menggunakan kunci itu, sehingga negeri anda menjadi negeri yang penuh dengan kerahmatan dan kedamaiaan?
Kapan lagi bila bukan sejak sekarang? Tegakkanlah nahi mungkar dan sebarkanlah yang ma’ruf, niscaya bencana dan musibah yang selama ini setiap menemani negeri kita akan menyingkir.
Penulis:  Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, MA   hafidzohullah
Untuk melengkapi khasanah keilmuwan  terhadap sikap kita dalam menghadapi musibah simak kajian  yang sangat bermanfaat berikut

:
Tema          :  Sikap Muslim Dalam Menghadapi Musibah
Pemateri   : Ustadz Fariq Bin Qasim Anuz hafidzohullah

Sabtu, 06 November 2010

"Kisah-kisah keajaiban perang Di Palestina"

Gaza, itulah nama hamparan tanah yang luasnya tidak lebih dari 360 km persegi. Berada di Palestina Selatan, “potongan” itu “terjepit” di antara tanah yang dikuasai penjajah Zionis Israel, Mesir, dan laut Mediterania, serta dikepung dengan tembok di sepanjang daratannya.
Sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel tidak mampu.
Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat.
Akhirnya Israel melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah ini sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Mereka”mengguyurkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan hingga pasukan cadangannya.
Untitled1 Kisah   Kisah Keajaiban Perang di Gaza, Palestina
Namun, sekali lagi, negara yang tergolong memiliki militer terkuat di dunia ini harus mundur dari Gaza.
Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para Palestina, mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia. Apalagi menghadapi canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Serikat.
Akan tetapi di sana ada “kekuatan lain” yang membuat para mampu membuat “kaum penjajah” itu hengkang dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata “kuno”.
Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para , semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa peristiwa “aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para jurnahs, bahkan disiarkan para khatib Palestina di khutbah-khutbah Jumat mereka.
kami merangkum kisah-kisah “ajaib” tersebut dari berbagai sumber untuk para pembaca yang budiman. Selamat mengikuti. ***
Pasukan “Berseragam Putih” di Gaza
Ada “pasukan lain” para Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.
Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.
Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.
Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip cerita seorang al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pingsan.
Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”
Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma sopir ambulan.”
Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?” Si sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki.
Suara Tak Bersumber
Ada lagi kisah karamah yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).
Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.
“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.
Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.
Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.
“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.
Akhirnya sang memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesualu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu Israel meninggal seketika. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata itu lagi, melalui lidah khatib.
Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan, “Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”
Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang handak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.
Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis?” tanyanya.
“Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya
Saksi Serdadu Israel
Cerita tentang “serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.
Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Chan*nel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.
“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentara berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan ini.
Di tempat lain ada serdadu Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya.
Masih dari Channel 10, seorang Lentara Israel lainnya mengatakan, “Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan jenggot panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.”
Cerita ini menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu? ***
Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh
Di saat para terjepit, hewan-hewan dan alam tiba-tiba ikut , bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.
Sebuah kejadian “aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para sedang memasang ranjau. Di saat mengulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu.
Untunglah para selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, karena pesawat masih berputar-putar di atas.
Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar lewat, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.
Apa daya, kaum Mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul persis di atas ranjau.
Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum,” yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga lidak memiliki kesempatan serupa.”
Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat persis di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.
Setelah Tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva ledakan? Wallahu a’lam.
Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para dihinggapi rasa khawatir jika api itu semakin tak terkendali.
Seorang dari itu lalu berdoa,”Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”
Maka, tidak lebih dari tiga menit, api pun padam. Para niujahidin menangis terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.
Merpati dan Anjing
Seorang Palestina menuturkan kisah “aneh” lainnya kepada situs Filithin AlAan (25/1/ 2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum rudal-rudal Israel berjatuhan di wilayah itu.
Para yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.
Begitu merpali itu melintas, para langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para itu pun selamat.
Adalagi cerita “keajaiban” mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan situs Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk pasukan Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para .
Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah para di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Karena itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”
Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa korma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu beranjak pergi.
Kabut pun Ikut Membantu
Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai shalat dhuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).
Saat itu sekelompok yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.
Di saat posisi para terjepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu lelah menutupi pandangan mata tentara Israel dan pasukan keluar dari kepungan.
Kasus serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis situs almesryoon.com. la bercerita bagaimana kabut tebal tiba-tiba turun dan membatu para untuk melakukan serangan.
Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara Israel guna meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah.
Tiba-tiba turunlah kabut tebal di tempat tersebut. Pasukan segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kendaraan militer itu. Lima tentara Israel tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau itu meledak.
Selamat dengan al-Qur’an
Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika mengelahui ada sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang tersebut.
Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang karena terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an yang selalu berada di saku sang pejuang.
Buku kumpulun doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah “berantakan”.
Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis situs partai Al Ikhwan Al Muslimun (23/1/2009).
Dr Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul yang menahan peluru tersebut.
Abu Ahid, imam Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembakkan 3 rudalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.
“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah, ‘Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,”(Al-Baqarah [2]: 155-156),” jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009).***
Harum Jasad Para Syuhada
As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi sasaran rudal pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.
Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena rudal. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.
Sebelum dikebumikan, sebagaimana dirilis situs syiria-aleppo. com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.
Keluarga As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu Hamzah ini.
Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantong plastik.
Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.
Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, Al Qassam yang juga syahid karena serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.
Ketua Partai Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaunana dilansir situs Al Quds Al Arabi (19/1/2009), saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan, “Saya telah mengunjungi sebagian besar kota dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur karena serangan Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada.”
Dua Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir
Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.
Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal) al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para untuk memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.
Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pengungsian Jabaliya.
Karena kondisi medan, jasadnya baru bisa dievakuasi setelah dua pekan wafatnya di medan pertempuran tersebut.
Walau sudah dua pekan meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fisiknya tidak rusak. Kondisinya mirip seperti orang yang sedang tertidur.
Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis Palestina, namun ia menolak. “Saya meninggalkan keluarga dan tanah air dikarenakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya.
Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/ 2009)
Terbunuh 1.000, Lahir 3.000
Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini cocok disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1.412 putra putrinya, terobati dengan lahirnya 3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.
Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesehatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Is*rael melakukan serangan yang meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang mayoritas wanita dan anak-anak,” katanya.
Bulan Januari tercatat sebagai angka tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Setiap tahun 50 ribu kasus tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000 . Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700 dan pada sisa bulan Januari tercatat 1.300 . Berarti dalam bulan Januari terjadi peningkatan hingga 1.000 kasus.
Rasio antara kematian dan di Gaza memang tidak sama. Angka , jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu.
“Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka.

Kamis, 04 November 2010

"Taubat Kemuncak Muhasabah"

Muhasabah atau timbal balik atau post mortem adalah suatu istilah popular malah suatu agenda rutin terutama dalam dunia kedoktoran dan dunia korporat. Muhasabah dalam sebuah syarikat perniagaan lazimnya adalah untuk menilai kembali pencapaian keuntungan syarikat di samping merujuk kepada komentar para pengguna kepada produk atau perkhidmatan mereka di samping turut menilai keberkesanan strategi pemasaran yang telah digunapakai.  Taubat dalam syarikat perniagaan mungkin merujuk kepada kekesalan terhadap pelbagai strategi dan keputusan yang tidak menguntungkan yang kemudian disusuli dengan strategi dan keputusan yang dikatakan lebih efektif dan efisien.


Dalam konteks individu, ramai orang telah bermuhasabah dan bertaubat. Bagaimanapun, banyak yang bukan kerana Allah tapi mungkin kerana wang dan kedudukan atau kerana etika dan norma yang lebih didasarkan kepada rasa malu kepada manusia.  Ramai juga orang menyesal tak sudah (seperti dengan mengatakan: ‘taubat aku tak nak buat lagi’) apabila melakukan kesilapan di depan khalayak ramai.  Ramai orang lebih malukan khalayak manusia yang hidup daripada berasa malu di hadapan khalayak manusia yang sudah mati (di Padang Mahsyar).

Sebab itu kalimat taubat harus dilihat sebagai suatu kalimat khusus dalam  Islam sebagaimana ad-din, jihad dan lainnya.  Taubat daripada konteks bahasa bermaksud ‘kembali kepada Allah’ yang punya konotasi dosa dan pahala, syurga dan neraka, juga hari penghisaban dan hari pembalasan – hari yang secara mutlak dikuasai dan dimiliki oleh Allah semata.  Sehubungan itu, Imam ar-Raghib al-Ashfahani menerangkan: "Dalam istilah syara', taubat adalah meninggalkan dosa karena keburukannya, menyesali dosa yang telah dilakukan, berkeinginan kuat untuk tidak mengulanginya dan berusaha melakukan apa yang dapat diulangi (diganti).  Jika keempat hal itu telah dipenuhi bererti syarat taubatnya telah sempurna."

Muhasabah dan taubat tidak dapat dipisahkan ibarat tiada taubat tanpa muhasabah.  Muhasabah adalah perintis jalan kepada pintu taubat dan pintu  rahmat. Muhasabah adalah amalan para salaf as-soleh sebagaimana kata-kata Umar al-Khattab r.a.: “Hisablah diri kamu sebelum kamu dihisabkan, timbangilah diri kamu sebelum kamu  ditimbangkan”.  Hati yang telah sudi bermuhasabah bermakna telah sudi dan sanggup melapangkan dada dan merendahkan diri untuk mengaku kesilapan dan kesalahan diri sendiri samada di hadapan manusia apatah lagi di hadapan Allah.  Taubat pula adalah puncak dan kemuncak muhasabah, sekaligus merupakan simbol rasa hamba yang hina dina lagi pasrah kepada Allah – yang tentunya sukar dilakukan oleh manusia-manusia ego.

Ego pula tidak sekali-kali dapat disatukan dengan taubat, lantaran ego mengandungi syirik kepada Allah – merendahkan Allah daripada sifat-sifat dan nama-nama Allah yang indah lagi mulia.  Mana mungkin manusia ego sanggup merendahkan dirinya, bermuhasabah diri lalu bertaubat kepada Allah.  Sebaliknya, mana mungkin Allah mengampuni dosa ego dan syirik kepada-Nya. Firman Allah yang bermaksud:
"Sesungguhnya Allah tidak mengampunkan (dosa) seseorang jika dia mensyirikkan-Nya, dan Dia mengampuni dosa selain daripada itu." (an-Nisa’: 48).

Justeru, Allah Maha Adil untuk mengasihi dan menyayangi orang-orang yang
bertaubat, yang memohon keampunan dan sering membersihkan diri.  Juga Maha
Adillah Allah untuk mengganjari syurga buat golongan yang bertaubat sebagaimana firman-Nya yang bermaksud: “Orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji Allah, yang berpuasa (atau mengembara menuntut ilmu), yang rukuk, yang sujud, yang
menyuruh yang makruf dan melarang daripada yang mungkar, yang memelihara
batasan-batasan Allah.  Berilah khabar gembira kepada orang-orang yang beriman itu (dengan syurga).” (at-Taubah: 112)

Selasa, 02 November 2010

Wasiat dari Mujahid yg Takut Virus Cinta (tentang nikah Sirri)

Setelah "Mengguncang" Facebook dengan Wasiatnya yang berjudul "Wasiat
dari Mujahid Yg Patah Hati", Seseorang Bernama Mujahid mengirim
Wasiatnya Yg KEDUA. Tapi Sebelumnya, Julukannya Dirubah Menjadi
"Mujahid yg Takut Virus Cinta". ( yg ingin mengetahui Siapa Mujahid
Bisa di Klik disini :
http://www.facebook.com/note.php?saved&&suggest&note_id=346111670498 )
SEKARANG IA MENGIRIM WASIATNYA YANG KEDUA TENTANG NIKAH SIRRI, INILAH
WASIATNYA :
بسم الله الرحمن الرحيم
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ,
وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا,
وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا.
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Ammaa ba'd.
IKHWAH FILLAH RAHIMAKUMULLAH !
Saya bersyukur pada Allah, karena dengan izin-Nya lah saya bisa
menyampaikan Wasiat ini.
Langsung saja Ke Permasalahan,
Akhir-Akhir ini diributkan masalah RUU perkawinan, dimana didalamnya
menyangkut Masalah Nikah Sirri.
Menurut saya, Sebetulnya yang menjadi masalah bukan Hukum Nikah Sirrinya.
Rasulullah Bersabda :
"Umumkanlah pernikahan"
(H.R. An-Nasai dan At-Tirmidzi, dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Adabuz Zifaf)
Yang menurut saya menjadi Polemik adalah DEFINISI NIKAH SIRRI yang di
Masyarakat Indonesia masih terjadi banyak penafsiran.
Ada sekiranya 3 penafsiran Tentang Nikah Sirri Di Masyarakat, diantaranya :
1. Pernikahan yang diadakan tanpa adanya wali pihak wanita
2. Pernikahan yang tidak Diumumkan
3. Pernikahan laki-laki dan wanita dibawah tangan, yaitu tanpa adanya
pencatatan resmi di lembaga resmi yang menangani pernikahan
Untuk Penafsiran pertama & kedua sepertinya sudah banyak Dijelaskan
para Ulama. bahkan Kaitannya dengan pernikahan sirri dalam penafsiran
yang Pertama, maka pernikahan tersebut batal dan tidak sah.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Tidak sah pernikahan tanpa adanya wali."
Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Hakim
dan selain mereka. Al-Bukhari at-Tirmidzi menshahihkan riwayat hadits
ini secara maushul/bersambung-. Demikian juga al-Albani
menshahihkannya didalam al-Irwa` dengan beberapa riwayat penguat.
Yang menjadi permasalahan adalah PENAFSIRAN YANG KETIGA, yaitu
Pernikahan laki-laki dan wanita dibawah tangan, yaitu tanpa adanya
pencatatan resmi di lembaga resmi yang menangani pernikahan.
IKHWAH FILLAH RAHIMAKUMULLAH !
Saya akan jelaskan Pandangan Saya tentang PENAFSIRAN YANG KETIGA tersebut.
Setelah saya baca artikelnya Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi ( Dari
majalah Al Furqon ) tentang masalah Nikah Sirri, Jika disimpulkan,
Para ulama Kontemporer berbeda pendapat. ada 3 pendapat, yaitu :
1. Nikah tanpa KUA hukumnya boleh dan sah secara mutlak, karena
pencatatan bukanlah termasuk syarat nikah dan tidak ada pada zaman
Nabi dan sahabat.
2. Nikah tanpa KUA hukumnya haram dan tidak boleh pada zaman sekarang,
karena itu termasuk nikah sirri yang terlarang dan melanggar peraturan
pemerintah.
3.Nikah tanpa KUA hukumnya sah karena semua syarat nikah telah
terpenuhi hanya saja dia berdosa karena melanggar peraturan pemerintah
yang bukan maksiat.
IKHWAH FILLAH RAHIMAKUMULLAH !
Saya Pribadi memegang Pendapat yang pertama.
Alasannya adalah, Ketika Rasulullah masih Hidup, Beliau adalah
Pemimpin Umat Islam.Seandainya Pencatatan Hukumnya Wajib, Rasulullah
pastilah mewajibkan Pencatatan Para Sahabat yg menikah.
Selain itu, Pencatatan sulit realisasinya, Misalnya :
- dalam sebagian tempat dan keadaan, seperti di pelosok-pelosok desa
yang sulit mendapatkan pegawai resmi pencatatan akad nikah.
- Pengurusan Perizinan RAWAN Dieksploitasi oleh Pegawai Pemerintah Utk
kepentingan Pribadi. Terlebih lagi Kalau Pemerintahannya menggunakan
Sistem THOGHUT.
- Birokrasi Yg kadang berbelit-belit
Padahal Rasulullah Bersabda :
إِنَّ الدِّيْنَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّيْنَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ
"Sesungguhnya agama Islam adalah mudah. Dan tidaklah seorangpun yang
memberat-beratkan diri dalam agama ini kecuali dia sendiri yang akan
terkalahkan olehnya." (HR. Al-Bukhari)
Dan SEANDAINYA Pencatatan di KUA itu Wajib, maka PERIZINANNYA YANG
HARUS DIPERMUDAH !
Jika ada yang berkata " Kalo Gak Mampu Nikah ya jangan Nikah ! "
saya Jawab :
Jika Seseorang Ikhwan sudah menyatakan diri mampu utk memenuhi semua
Kewajiban dia pada Istrinya, maka apakah dia tidak boleh Menikah ?
APAKAH HAK UTK NIKAH CUMA MILIK KAUM BORJUIS ?
Jika ada yang tanya "lalu Jika Tidak Dicatat Di KUA, bagaimana dengan
Hak2 istri Di Pengadilan Jika ada permasalahan" ?
Saya Jawab :
Banyak pengadilan Di Negeri2 Sekuler yg merugikan Umat Islam
Lalu Pengadilan yang manakah ?
Pengadilan Thoghut kah?
Pengadilan Mana yang mampu adil terhadap hak2 Umat Islam ?
Bagaimana mau tentram Umat Islam jika masih pakai Hukum2 yg
bertentangan dengan Hukum Allah ?
Bahkan tidak jarang Seorang yg berProfesi di Dunia Hukum Malah
mempermainkan Hukum.
Menyedihkan....
Orang yang Pergi Haji KELAPARAN....
Orang Mau nikah KESUSAHAN.....
Ikut ROHIS....
Disangka TERORIS....
KATANYA DEMOKRASI MEMBERIKAN HAK BERAGAMA KEPADA SEMUA GOLONGAN, MANA BUKTINYA ?
Yang benar datangya dari Allah.
Jika ada yang salah dari saya, Mohon Diluruskan.
22-02-2010 M /
Dari Hamba Allah yang Miskin Ilmu
" Mujahid yg Takut Virus Cinta "
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ
أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Itulah Wasiatnya.
Semoga Bermanfaat
Yang benar Datangnya dari Allah.
Jika ada salah dari Kami, Mohon Di Luruskan.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ
أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ